Widget HTML Atas

Contoh Cerpen tentang korona 1000 kata

 

Pasti bisa sembuh



Ari adalah seorang pria berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai dokter umum di rumah sakit Dr. Seobandi. Ia sudah menjabat selama lima tahun di rumah sakit tersebut.

Sejak ada wabah yang menyerang di negara Indonesia, tim tenaga medis sangat dibutuhkan untuk menangani wabah tersebut. Wabah tersebut dijuluki virus Korona yang menyerang kekebalan tubuh manusia dan menular melalui udara, virus tersebut menular begitu cepat.

Orang yang terkena virus Korona mengalami gejala seperti demam, batuk kering, hilangnya indra perasa. Banyak manusia yang berjatuhan karena terkena virus Korona bahkan ada yang sampai kehilangan nyawanya jika tidak ditangani dengan cepat.

Para tim tenaga medis berusaha untuk menolong manusia dari serangan virus tersebut, bahkan ada beberapa tenaga medis yang mulai tertular virus Korona. Untuk saat ini tim tenaga medis sangat dibutuhkan untuk menyembuhkan para pasien.

Tiba–tiba ada seorang lelaki tua yang mengalami sesak nafas ia berada di UGD, pada saat itu Ari yang bertugas untuk merawat para pasien yang berada di ruangan tersebut. Ari memasang Oksigen di hidung pak tua tersebut dan orang tersebut adalah salah satu pasien yang terkena virus Korona.

Ari menangani para pasien dengan tulus bahkan dia tidak memikirkan bahwa suatu saat dia bisa tertular karena virus Korona.

" Pak waktunya periksa suhu tubuh " ucap Ari tersenyum ramah

" Grgrgr... apakah saya bisa sembuh dari penyakit ini ? " ucap Pak Tio berbicara sambil mengigil

" Pasti bisa sembuh, semangat ya Pak jangan terlalu panik " ucap Ari sambil tersenyum ramah

Ari selalu menyemangati pasien yang terkena virus Korona bahwa mereka pasti bisa sembuh dan ia memberi pesan kepada para pasien untuk tetap jaga kesehatan. Pasien yang terkena penyakit tersebut memiliki reaksi yang bermacam–macam ada yang merasa panik, gelisah, dan tetap tenang.

Aldro adalah teman dekat Ari yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit yang sama. Ia berbicara kepada Ari

" Ri semakin hari pasien yang terkena virus Korona semakin banyak " ucap Aldro

" Iya dro, bahkan teman kita saja ada yang sudah terkena virus itu juga " ucap Ari

" Lama kelamaan kita juga bisa tertular jika kita berada di rumah sakit ini " ucap Aldro

" Yang kamu katakan ada benarnya juga sih, tapi bagaimana pun ini tugas kita " ucap Ari

" Iya, pokoknya kita harus semangat " ucap Aldro

Mereka melanjutkan tugas mereka merawat pasien yang ada di rumah sakit tersebut.

Sebenarnya dalam hati Ari ada perasaan sedikit takut untuk melaksanakan pekerjaannya tapi ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian tim tenaga medis sampai kewalahan menghadapi para pasien yang semakin bertambah banyak bahkan ada salah satu dokter yang meninggal karena virus tersebut.

Ari juga mulai merasakan gejala–gejala seperti demam, pilek, tidak bisa mencium aroma bau, kemudian dia memberanikan diri untuk mengetes dirinya sendiri di lab khusus pemeriksaan tentang virus Korona.

Dan betapa terkejutnya saat hasil surat laporan keluar ternyata ia positif  Korona. Ia merasa sangat takut bahwa dirinya akan meninggal. Aldro yang mengetahui hal tersebut menyemangati Ari untuk tetap kuat dan jangan panik.

Tetapi Ari tetap merasa syok berat padahal ia selalu memberi semangat kepada pasien yang lainnya, sejenak Ari berpikir ternyata memberi semangat kepada orang lain lebih mudah dibanding memberi semangat kepada dirinya sendiri.

Ari pun dirawat di rumah sakit tempat ia bekerja.

" Ri sabar ya ini mungkin cobaan yang harus kamu hadapi " ucap Aldro

" Terima kasih, bukanya kamu takut tertular " ucap Ari

" Iya sih... tapi ini kan tanggung jawab seorang dokter, meskipun taruhannya nyawa harus dilalui " ucap Aldro

" Ternyata kamu tahu tanggung jawabmu " ucap Ari sambil tersenyum

" Ini kan karena ucapanmu yang kemarin " ucap Aldro sambil tertawa

Karena perkataan Aldro, Ari merasa sedikit terhibur.

Beberapa hari kemudian kondisi Ari semakin memburuk, entah mengapa kesehatan Ari tiba–tiba menurun drastis. Kata Aldro kesehatan Ari semakin memburuk karena ia terlalu panik jadi kondisi tubuhnya tidak stabil.

" Dro apakah aku akan mati ?  " ucap Ari sambil mengigil

" Hus.. jangan berbicara seperti itu " ucap Aldro

" Tetaplah tenang dan minum obatmu dengan baik " ucap Aldro

Di saat ia sakit sahabatnya yang bernama Aldro selalu menghibur dan memberi semangat kepada Ari. Karena kata–kata temanya ia merasa sedikit terhibur.

Ari pun menjalani hari–harinya dirawat rumah sakit, terkadang ia merasa ingin menyerah saja pada hidupnya. Ia merasa tidak berdaya sama sekali ketika terkena virus Korona.

Ari merenung sejenak, kemudian ia memikirkan pasien yang pernah di rawat olehnya dan bertanya– tanya pada dirinya sendiri. " Apa ini yang dirasakan oleh para pasien yang terkena virus Korona " sekarang aku mengerti mengapa banyak yang orang takut di periksa ketika terkena virus Korona, karena mereka takut suatu saat dirinya akan mati. ( Ari bergumam dalam hatinya ).

Keesokan harinya kebetulan pak tua yang pernah dirawat Ari sembuh meskipun penyakitnya parah dan hampir meninggal. Ia mendengar bahwa dokter yang merawatnya terkena virus Korona, ia menggunakan vidio call untuk menghubungi Ari.

Ia menghubungi Ari untuk berterima kasih karena sudah merawatnya sekaligus memberi semangat kepada Ari. Seketika HP ari bergetar, lalu ia mengangkat telepon tersebut.

" Hallo Anda dokter yang pernah merawat saya kan saat saya mengalami sakit parah ? " ucap Pak tua

" Iya Pak, ada apa ya ? " ucap Ari sambil berbaring di tempat tidur rumah sakit

" Saya ingin berterima kasih kepada Anda karena sudah merawat saya dengan tulus " ucap pak tua

" Itu memang tugas saya sebagai dokter pak " ucap Ari

Pak tua itu memberi pesan kepada Ari

" Kamu harus semangat untuk menjalani cobaan ini " ucap Pak Tua

" Anda pasti bisa sembuh , saya juga hampir mati gara–gara terkena virus Korona tetapi saya bisa sembuh dokter juga pasti bisa sembuh " ucap Pak Tua

Perkataan pak tua itu membuat Ari merenung sejenak, yang dikatakan pak tua itu ada benarnya juga. Ari pun menjawab perkataan pak tua tersebut.

" Terima kasih Pak atas motivasinya " ucap Ari

" Sama – sama " ucap Pak Tua sambil tersenyum

Karena perkataan pak tua itu Ari merasa semangat kembali. Ia merasa bahwa dirinya akan sehat kembali dan menjalani aktivitas seperti biasanya. Percakapan mereka pun berhenti sampai di situ.

Tujuh hari berlalu demam Ari sudah sembuh sekaligus indra penciumannya sudah kembali seperti semula. Setelah ia sembuh, ia mulai menjalani aktivitas seperti biasanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

Tidak ada komentar untuk "Contoh Cerpen tentang korona 1000 kata"